Pengikut

Rabu, 21 Desember 2011

MENGEMBANGKAN MEDIA PENDIDIKAN BERBASIS VISUAL


MENGEMBANGKAN MEDIA PENDIDIKAN BERBASIS VISUAL
A.    Pengenalan Beberapa Media
Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan dalam empat kelompok, antara lain (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Dari keempat kelompok media pembelajaran tersebut yang akan dibahas lebih lanjut adalah medi hasil teknologi cetak/ bisa juga dikatakan sebagai media pembelajaran yang berbasis visual.
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilakan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis/ fotografis. Hasil teknologi cetak tersebut meliputi teks, foto/ representasi fotografik dan reproduksi. Materi cetak & visual merupakan dasar pengembangan & penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya. Dua komponen pokok teknologi ini adalah meteri teks verbal & materi visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang berkaitan dengan persepsi visual, membaca, memproses informasi & teori belajar.

B.     Fungsi Media Pembelajaran
Levie & Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual, yaitu:[1]
1.      Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian sisiwa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan/ menyertai teks materi pelajaran.
2.      Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar/ membaca teks yang bergambar. Gambar/ lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misal informasi yang menyangkut masalah sosial.
3.      Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual/ gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami & mengingat informasi/ pesan yang terkandung dalam gambar.
4.      Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks & mengingatnya kembali.

C. Media Berbasis Visual
Media berbasis visual (image/ perumpamaan) memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar.[2] Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna siswa harus berinteraksi dengan visual (image) untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Visualisasi pesan, informasi/ konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/ ilustrasi, sketsa/ gambar garis dll. Foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek/ situasi. Keberhasilan penggunaan media berbasis visual dientukan oleh kualitas & efektivitas bahan-bahan visual.  


Media yang berbasis visual, antara lain:
a.       Gambar
Gambar yang dimaksud disini termasuk foto, lukisan/ gambar, dan sketsa (gambar garis). Tujuan utamanya adalah memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa.
Materi pelajaran yang memerlukan visualisasi dalam bentuk ilustrasi yang dapat diperoleh dari sumber yang ada. Apabila kita mengambil gambar dari sumber tertentu, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah hak cipta atas gambar yang akan digunakan, jadi kita harus minta izin kepada pemegang hak cipta itu.
Gambar yang akan digunakan dalam penyampaian materi pelajaran, sebaiknya difotokopi.
b. Fotografi
Foto seperti halnya bentuk visual lainnya dapat ditemukan dari berbagai sumber, misalnya surat kabar, majalah, brosur dan buku-buku. Dengan demikian, foto dapat diperoleh dengan mudah untuk digunakan secara efektif sebagai media pembelajaran. Sebagai media pembelajaran, foto dipilih & digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Foto berfungsi untuk membangkitkan motivasi & minat siswa, mengembangkan kemampuan sisiwa berbahasa & membantu siswa dalam menafsirkan serta mengingat isi pelajaran yang berkenaan dengan foto.
Menurut Sudjana & Rivai (1991) kriteria pemilihan foto untuk tujuan pembelajaran, yaitu mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, kualitas arsitek, kejelasan & ukuran yang memadai, validitas & menarik. Foto yang digunakan sebagai media pembelajaran harus artistik, maksudnya adalah foto tersebut mempertimbangkan faktor-faktor, seperti komposisi, pewarnaan yang efektif dan teknik pengambilan & pemrosesan yang baik. Foto harus jelas, karena hanya dengan ketajaman dan kontras yang baik yang dapat memberikan ketepatan dan rincian yang memadai untuk menggambarkan kenyataan yang ditampilkannya.
Kebenaran foto & validitas foto menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Foto-foto untuk tujuan pembelajaran harus dapat memikat perhatian siswa, misalnya foto-foto mengenai benda/ objek yang akrab dengan kehidupan siswa, seperti binatang, boneka, mobiil-mobilan dan permainan yang lain.
c. Sketsa
Sketsa adalah gambar sederhana/ draf kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detail. Dalam menggunakan sketsa, pengajar dapat menuangkan ide-ide dalam bentuk gambar sederhana/ draf kasar, yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.[3] Sketsa merupakan alternatif yang menguntungkan dalam proses pembelajaran, sebab selain bisa dibuat oleh pengajar sendiri secara langsung dan cepat.
Sketsa mempunyai beberapa manfaat, antara lain:
a)      Menarik perhatian pembelajaran
b)      Menghindari banyak verbalisme
c)      Memperjelas sajian pesan kepada siswa
d)     Harganya cukup murah
e)      Media ini dapat dibuat langsung oleh guru pada saat menerangkan di depan siswa
Selain mempunyai beberapa manfaat, sketsa juga mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan, antara lain:
Kelebihan dari sketsa, antara lain:
a)      Bersifat kongkrit
b)      Menghemat ruang dan waktu
c)      Dapat menjelaskan masalah
d)     Mudah dan murah
Kelemahan dari sketsa, antara lain:
a)      Hanya menekankan persepsi indra penglihatan
b)      Jika bendanya/ gerakannya kompleks kurang efektif untuk pembelajaran
c)      Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar






[1] Dr. Azhar Arsyad. Media Pembelajaran, (jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996), hlm. 16-17.
[2] Ibid, hlm. 91.
[3] http://elachan87.blogspot.com/search?updated-min=2010-01-01T00%3A00%3A00-08%3A00&updated-max=2011-01-01T00%3A00%3A00-08%3A00&max-results=10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semangat....!!!